Bagi pecinta sepakbola tanah air yang sudah senior, pastinya memiliki kenangan pada saat Liga Indonesia di era 2000an. Dalam artikel ini kita akan sedikit membahas tenang Liga Indonesia edisi 2007 yang merupakan salah satu musim paling diingat dalam sejarah sepakbola Indonesia. Langsung saja berikut ini adalah ulasan singkatnya.
1. Kompetisi Terlambat Hingga Satu Tahun
Divisi Utama Ligina 2007 yang mulai digelar pada awal 2007 sedianya akan berakhir sekitar akhir tahun, namun karena jadwal yang penuh sesak, terlalu banyak jeda seperti jeda paruh musim, libur puasa, dan juga Piala Asia. Kompetisi baru berakhir pada awal 2008 dan menjadi musim yang melelahkan bagi setiap klub. Karena hal itu sang juara, Sriwijaya FC gagal melaju ke Liga Champions Asia karena telat mendaftar.
2. Kontroversi Penambahan Tim
Awalnya, musim 2007 akan diikuti oleh 28 klub dan dibagi menjadi dua wilayah. Akan tetapi secara mengejutkan PSSI menambah jumlah peserta menjadi 36 tim dan dengan menjadikan semua klub yang berada di peringkat terbawah musim 2006 selamat dari jeratan degradasi. Hal ini sempat memicu kontroversi karena menambah panjang jalannya kompetisi dan menjadi salah satu liga sepakbola terlama di dunia.
3. Divisi Utama Terakhir Sebagai Strata Teratas
Musim 2007 menjadi musim terakhir di mana Divisi Utama sebagai strata teratas. Musim selanjutnya PSSI membuat Indonesia Super League (ISL). Tim yang menempati peringkat 1 sampai 9 dari masing-masing wilayah akan lolos dalam tahap verifikasi awal ke ISL. Sementara sisanya harus rela menghuni Divisi Utama. Dengan kata lain, Ligina 2007 terjadi degradasi masal sebanyak 18 klub.
4. Tim Yang Masuk Babak 8 Besar
Mereka yang lolos ke babak 8 besar saat itu adalah, Sriwijaya FC, Persija, Persik, dan PSMS dari wilayah barat. Sedangkan dari wilayah timur adalah Persipura, Persiwa, Deltras, dan Arema. Sementara itu Persib Bandung yang awalnya menjadi juara paruh musim malah melempem di akhir dan hanya mampu menempati peringkat kelima klasemen wilayah barat.
5. Babak 8 Besar
Ligina 2007 bisa dibilang sebagai musim yang cukup mengejutkan, karena yang keluar sebagai juara adalah Sriwijaya FC yang saat itu merupakan klub baru yang sebelumnya bernama Persijatim. Sriwijaya FC berhasil lolos ke 8 besar dengan menjadi juara wilayah barat. Sementara itu PSMS menempati peringkat ketiga di wilayah yang sama. Di babak 8 besar, keduanya masuk di grup A bersama dengan Arema dan Persiwa. Sementara itu grup dihuni oleh Persija, Persipura, Persik, dan Deltras. Yang lolos ke semifinal adalah Sriwijaya FC, PSMS, Persija, dan Persipura. Babak 8 besar menggunakan format home turnamen.
6. Pertemuan Sriwijaya FC dan PSMS di Babak Final
PSMS Medan menghadapi Persipura di semifinal yang digelar di Gelora Delta Sidoarjo. Pertandingan berakhir 0-0 dan harus adu penalti. PSMS memenangkan laga usai menang adu penalti 5-4. Ian Kabes dan da Rocha dari Persipura gagal dalam tugas eksekusi penalti. Sementara itu Sriwijaya FC yang bertemu dengan Persija di GBK berakhir dengan kemenangan SFC dengan gol tunggal yang dicetak oleh Keith Kayamba Gumbs. Final digelar di Stadion Si Jalak Harupat. SFC menang 3-1 atas PSMS. Gol SFC dicetak oleh Anaoure Obiora, Keith Kayamba, dan Zah Rahan.
Referensi:
www.bolasport.com/read/311319635/psms-vs-sriwijaya-fc-memori-final-liga-indonesia-2007-derbi-sumatera-setelah-6-tahun-berpisah
panditfootball.com/cerita/210541/SPN/171201/psms-medan-berjaya-di-perserikatan-melempem-di-liga-indonesia
Artikel ini tidak mewakili pandangan UC
0 Comments:
Post a Comment