Sepakbola Indonesia sudah punya sejarah panjang, namun kompetisi liga sendiri baru dimulai sejak 1994/95 dan mulai profesional sejak 2008 yang lalu. Berbeda dengan klub-klub besar Eropa yang konsisten, tim-tim di Indonesia cenderung tidak mudah ditebak prestasinya yang bahkan klub yang pernah juara sekalipun malah terdegradasi di musim-musim yang selanjutnya. Ya, beberapa klub besar Indonesia sudah pernah mengalami degradasi. Ada yang masih di bawah dan ada pula yang kembali ke strata teratas. Lalu, klub mana sajakah itu?
1. Sriwijaya FC
Berawal dari Persijatim Jakarta Timur , Sriwijaya FC berdiri pada 2004 yang lalu. SFC menjadi tim yang fenomenal dengan menjuarai Liga pada edisi 2007/08 dan 2011/12 serta tiga kali juara Piala Indonesia. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, tim yang bermarkas di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang ini mengalami penurunan prestasi. Musim lalu, SFC harus rela turun divisi ke Liga 2 setelah menjalani musim yang tidak begitu baik.
2. PSMS Medan
Klub klasik nan legendaris, PSMS Medan adalah salah satu tim besar di mana di era Perserikatan, klub ini sangat disegani oleh lawan-lawannya. Tim Ayam Kinantan pernah mengalahkan Persib di final Perserikatan sebanyak dua kali. Sementara itu di era liga, prestasi terbaik PSMS adalah menjadi runner up pada Divisi Utama 2007/08. Setelah itu PSMS mengalami naik turun prestasi. Kembali ke Liga 1 musim lalu, PSMS harus turun lagi ke Liga 2 setelah menjadi juru kunci klasemen.
3. Persebaya Surabaya
Di era Perserikatan, Bajul Ijo adalah tim besar yang sulit dikalahkan, terbukti dengan koleksi gelar juara yang menjadi kedua terbanyak setelah Persija. Pun demikian di era liga, Persebaya sudah dua kali menjadi kampiun. Akan tetapi, perjalanan Persebaya tidak terlalu mulus. Sempat mengalami degradasi dan berjuang dengan waktu yang cukup lama, Persebaya akhirnya kembali ke divisi teratas pada 2017 yang lalu. Musim lalu, Persebaya mampu bertahan di Liga 1.
4. Persik Kediri
Tim kejutan sepanjang sejarah sepakbola tanah air. Persik mendadak menjadi tim yang disegani usai menjuarai Ligina 2003 dan tiga tahun kemudian tim berjuluk Macan Putih tersebut mengulang prestasi yang serupa. Namun sejak ada larangan APBD dalam sepakbola profesional, Persik mengalami penurunan dan akhirnya terdegradasi pada ISL 2009/10. Bahkan pada musim 2017, Persik degradasi ke Liga 3. Akan tetapi pada 2018 yang lalu, Persik kembali ke Liga 2 setelah menjadi juara Liga 3.
5. PSIS Semarang
Klub berjuluk tim Laskar Mahesa Jenar ini menjuarai Ligina 1998/99 dan sejak saat itu nama PSIS mulai diperhitungkan sebagai salah satu tim besar di Indonesia. Namun di musim berikutnya, PSIS terdegradasi meski berhasil kembali setahun setelahnya. Prestasi terakhirnya adalah menjadi finalis Ligina 2006 usai dikalahkan Persik Kediri. Di ISL musim pertama PSIS menjadi juru kunci dan harus rela turun ke Divisi Utama. PSIS kembali berlaga di Divisi teratas pada Liga 1 2018 dan berhasil bertahan hingga sekarang.
Referensi:
bola.com/indonesia/read/3961014/profil-klub-liga-1-2019-psis-semarang
detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-4365593/lolos-ke-liga-2-sebagai-juara-persik-kediri-pede-bisa-tembus-liga-1
Artikel ini tidak mewakili pandangan UC
0 Comments:
Post a Comment